“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.
[Hadits Shahih Riwayat Abu Daawud no. 4031]
Pelajaran Dari Hadits
Tulisan ini selain sebagai peringatan bagi diri kami sendiri juga sebagai nasehat bagi kaum muslimin semua supaya menjauhi ritual rutin yang terjadi setiap tanggal 14 februari atau yang sering disebut "hari valentine". Perayaan ini selain merupakan prilaku tasyabuh (meniru) orang kafir juga termasuk ada didalamnya kekejian-kekejian yang nyata. Kami telah membahas berbagai wacana tentang perkara-perkara yang tasyabuh (seperti : perayaan ulang tahun, tahun baru, natalan, dsb) dalam tulisan sebelumnya. kesimpulannya tasyabuh itu haram mutlak. Karena rasulullah telah banyak memperingatkan supaya kita tidak melakukan hal itu karena amat berbahaya bagi iman kita. Karena jika kita mengikuti kebiasaan mereka (kafirin) maka lama-kelamaan bisa menjadi teman mereka lalu bisa beragama seperti mereka, Naudzubillah. Oleh karena itu sekecil apapun tasyabuh sebaiknya kita hindari dan alangkah baiknya kita ganti dengan tasyabuh (meniru) kebiasaan Nabi SAW dan para sahabatnya ra. Karena itulah memang sudah keharusan bagi setiap muslim untuk mengikuti ajarannya Nabi SAW.
Prilaku Tasyabuh (meniru kafir) baik dari cara berpakaian bahkan sampai cara ibadah mirip mereka adalah merupakan sesuatu yang amat merugikan bagi kermurnian ajaran islam, seperti yang terjadi dewasa ini sehingga kita sulit membedakan mana muslim mana kafir karena pakaiannya sama. Selain itu jika sudah berani meniru tata cara ibadah mereka seperti acara-acara kejawen yang dicampur dengan shalawat dan do’a yang dulunya merupakan acara kebudayaan hindu dan budha, maka hal itu adalah prilaku bid’ah yang merusak dan memecah belah umat. Agama ini menjadi bercampur baur dengan ajaran-ajaran batil yang merusak umat bila prilaku ini dibiarkan.
Terkait dengan pembahasan diatas penulis tidak bisa panjang lebar menjelaskan fenomena tasyabuh yang merajalela menimpa umat Islam sekarang ini karena sebelumnya kami telah menulis keterangan tentang tasyabuh ini. Berkaitan dengan tema yang akan kita bahas adalah fenomena perayaan “Valentine Day” yang sangat merusak dan bertentangan dengan norma-norma Islam. Seiring dengan perkembangan globalisasi tanpa diimbangi dengan pendidikan Islam yang cukup sehingga berdampak pada moral remaja yang amburadul dan jauh dari nilai-nilai Islam. Sudah jadi rutinitas sebagian kalangan muslim yaitu setiap bulan februari tepatnya tanggal 14 terjadi perayaan yang meniru-niru budaya barat yang sering disebut hari valentine padahal hari valentine merupakan sebagian dari hari raya orang nasrani, sehingga sangat tidak patut jika orang islam jika ikut merayakannya juga.
Setiap tanggal 14 februari orang ramai-ramai membeli coklat, boneka, bunga, dsb, untuk diberikan kepada orang-orang yang mereka kasihi. Tidak ketinggalan juga para remaja-remaja polos yang masih duduk disekolah menengah bahkan lebih buruk ada yang masih duduk di sekolah dasar membeli sourvenir untuk orang special dimata mereka (dibaca:pacar). Lalu yang lebih miris adalah pemberian ini disertai ciuman bahkan hal itu dilakukan ramai-ramai disebuah lapangan luas, Naudzubillah. Inilah yang disebutkan dengan hari perzinaan bebas, perzinaan legal dimana-mana bahkan dilakukan ramai-ramai ditempat umum.
Dilain tempat toko-toko dan supermarket tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini mereka ramai-ramai menjajakan sourvenir valentine dan memasang logo “selamat hari valentine”, apalagi yang lebih parah adalah yang memasang logo ini adalah seorang pedagang muslim. Bukankah mengucapkan selamat hari raya kepada mereka sama juga artinya setuju dengan perzinaan bebas dan kekafiran mereka ? atau setuju menjadikan yesus sebagai tuhan?. Naudzubillah.
Akhir kata penulis hanya bisa memberikan saran kepada pembaca khususnya remaja-remaja yang masih lugu yang masih suka ikut-ikutan yang tidak jelas supaya segera berhenti melakukan hal ini apalagi pacaran karena sudah jelas pacaran merupakan prilaku yang haram karena merupakan prilaku mendekati zina. Jika kalian tidak mau dengar nasehat agama maka sungguh agama kalian diambang bahaya (kekafiran) , dan ingatlah azab Allah itu tidak hanya diakhirat tapi didunia juga ada.
Dan untuk adik-adik maupun kaum muslimin semua yang memang dari awal tidak tahu menahu soal valentine dan tidak juga ikut-ikutan maka saya mengucapkan syukur kepada Allah karena Allah telah menolong kalian. Dan sekarang sudah tahu apa itu hakikat valentine yaitu hari raya orang nasrani semoga menambah keimanan kita untuk semakin menjauhi hal itu. Meskipun kita orang sedikit tapi jangan kecil hati karena kita berada dalam pihak yang benar dan pasti akan mendapatkan pertolongan dan pahala yang besar, Firman Allah :
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ
Artinya : “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).”(Q.s : Al-‘Anam 116)
Dari ayat diatas dapat kita ambil pelajaran yaitu ikut-ikutan yang tidak jelas bahkan banyak kerugiannya adalah perilaku yang diharamkan. Meskipun pengikut mereka banyak sekali tapi jumlah bukan standar kebenaran. Standar kebenaran adalah apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW (al-Qur’an dan Sunah).
Untuk lebih jelasnya tentang valentine mari kita simak kajian berikut :
KEMUNGKARAN BUDAYA PERAYAAN VALENTINE DAY
Fenomena sebahagian remaja menjadikan Valentine’s Day sebagai perayaan paling diminati dan sangat-sangat ditunggu bahkan lebih diminati daripada hari lebaran untuk dirayakan bersama kekasih benar-benar suatu yang amat meresahkan. Ia sebenarnya merupakan satu fenomena ajaib dan aneh karena perayaan ini tidak pernah disisipkan diagenda kalender-kalender sebagai hari besar. Akan tetapi ia terus diingati dan dirayakan setiap tahun. Ini merupakan fenomena yang aneh lebih aneh jika yang merayakan adalah seorang muslim yang masih percaya ajaran Nabi SAW dan mengingkari ajaran kafir tapi masih juga melakukan perayaan kafir ini.
Ucapan “to be my valentine”
Bagi mereka yang merayakan sambutan Valentine’s Day ungkapan ‘To be my Valentine’ sering bermain di bibir. Kebiasaannya ia diungkapkan oleh teruna kepada si dara dalam menzahirkan kecintaannya. Menurut Ken Sweiger, perkataan “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai maksud “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Menurutnya lagi, kata ini sebenarnya digunakan pada zaman Rom Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan (berhala) orang Romawi. Sedar atau tidak, menurut Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi (dengan ucapan )“To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya ia telah secara terang melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan aqidah dan dimurkai Allah SWT. Ini karena ia telah menganggap seseorang manusia menjadi “Sang Maha Kuasa” padahal sebutan itu hanya pantas ditujukan kepada Allah saja. dan hal ini sama saja dengan perbuatan syirik menyekutukan Allah SWT yaitu dengan menganggap kekasihnya sebagai tuhan(berhalanya) secara tidak sadar, Naudzubillah.
Ritual memberi mawar merah
Selain ucapan ‘To be my Valentine’ pemberian bunga mawar merah oleh si perjaka kepada si dara juga sering menjadi amalan khusus pada Valentine’s Day. Ia dianggap satu simbol dalam menngungkapkan kasih sayang ‘hakiki’. Sebenarnya perbuatan ini merupakan amalan kebudayaan Eropa dengan diselipkan kepercayaan aneh dan sesat. Menurut satu mitos Romawi kuno, mawar merah merupakan bunga kegemaran Venus, si dewi cinta. Dewi itu amat sinonim dengan memperingati kekasih. Ia tidak ada kaitan dengan Islam dan hanya mengikut ‘teladan’ mitos sesat.
Amalan memberi bunga mawar merah ini sebenarnya mula dipopularkan pada tahun 1970an. Ia muncul selepas Raja Charles II mengarang buku yang bertajuk The Languange of Flowers, yang menguraikan tentang ritual kebiasaan bangsa Persia yang mengungkapkan perasaan melalui bunga. Sejak itu pemberian mawar merah terutama pada saat Valentine’s Day amat popular. Tanpa tahu sejarahnya orang-orang “lattah” asal ikut-ikutan budaya ini hingga kini.
Hukum Menyambut Valentine’s Day
Sebenarnya, mayoritas ulama telah menyatakan bahwa menyambut atau merayakan Sambutan Hari Valentine ini adalah bertentangan dengan Syara’ (haram mutlak) . Apalagi Ritual merayakan Hari Valentine tidak pernah dianjurkan oleh Islam alias bid’ah yang sesat. Dasar perayaan tersebut mempunyai unsur-unsur Kristiani dan ritualnya yang bercampur dengan perbuatan maksiat adalah bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu perkara ini merupakan perkara yang jelas keharamannya.
Pengharaman ini semata-mata bukan hanya karena ketidak sukaan terhadap ritual ini karena banyak kemungkaran daripada kebaikan. Selain itu berlandaskan al-Qur’an dan Sunah budaya ritual valentine merupakan salah satu ajaran yang bertentangan 180 derajat dengan norma dan akidah Islam yang murni.
Sejarah Valentine’s Day
Menurut Rizki Ridyasmara di dalam bukunya, Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?, para ilmuwan sejarah berbeda pendapat tentang sejarah valentine ini tapi yang paling pasti budaya ini adalah berasal dari bangsa nasrani romawi. Ada 4 versi sejarah valentine ;
Pendapat Pertama
Pendapat pertama mengaitkan Sambutan Hari Valentine dengan pesta sambutan kaum Rom kuno sebelum kedatangan agama Kristian yang dinamakan Lupercalia. Lupercalia merupakan upacara penyucian diri yang berlangsung dari 13 hingga 18 Februari. Dua hari pertama mereka menyembah dewi cinta (Queen of Feverish Love) bagi kaum Rom kuno yang bernama Juno Februata. Pada hari ini para pemuda Rom memilih nama-nama gadis-gadis yang menjadi pilihan mereka lalu dimasukkan ke dalam sebuah kotak.
Setiap pemuda tersebut kemudiannya akan mencabut nama tersebut dari dalam kotak itu secara rawak. Nama gadis yang tertera di dalam kertas tersebut akan menjadi pasangan yang akan menjadi objek hiburan seksnya selama setahun. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Pada hari itu mereka akan menyembelih seekor anjing dan kambing. Kemudian mereka akan memilih dua pemuda Rom yang dianggap paling gagah untuk menyapukan darah binatang tersebut ke badan mereka lalu mencucinya pula dengan susu. Setelah itu akan diadakan perarakan besar-besaran yang diketuai dua pemuda tersebut dan mereka berdua akan memukul orang ramai yang berada di laluan mereka dengan kulit binatang dan para wanita akan berebut-rebut untuk menerima pukulan tersebut karena mereka beranggapan hal itu akan menambahkan kesuburan mereka. Semasa agama Kristian menguasai Rom, mereka mengadaptasikan upacara paganisme ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristian. Mereka menggantikan nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Antara pendukungnya adalah Raja Konstantine dan Paus Gregory I. Kesimpulan pertama adalah valentine adalah hasil adopsi dari budaya paganisme versi nasrani.
Pendapat Kedua
Pendapat kedua pula mengaitkannya dengan kematian paderi St. Valentine ketika pemerintahan Raja Rom yang bernama Claudius II. Terdapat dua (2) kisah berkaitan dengan St. Valentine ini.
Versi pertama menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Claudius II, kerajaan Rom yang menyembah dewa-dewi, hidup dengan penuh mitos dan lagenda amat memusuhi penganut agama Kristian. Para mubaligh Kristian telah dipenjara serta disiksa. St. Valentine sebagai seorang yang tegar menganut agama Kristian dan aktif menyebarkan ajaran tersebut turut dipenjarakan oleh Cladius II. Dikhabarkan St. Valentine walaupun dipenjarakan, dia tetap tegar mengajar dan menyebarkan agama tersebut di kalangan banduan-banduan penjara di samping membantu tawanan-tawanan penjara meloloskan diri dari penjara. Kegiatan ini telah diketahui oleh Cladius II dan dia memerintahkan St. Valentine diseksa dan akhirnya dihukum bunuh pada 14 Februari.
Pengorban yang dilakukan oleh St Valentine ini dianggap oleh penganut Kristian sebagai satu pengorbanan yang besar demi kecintaan dia terhadap agamanya. Malah St. Valentine disamakan dengan Jesus yang dianggap oleh penganut Kristian mati karena menebus dosa yang dilakukan oleh kaumnya. Dikatakan juga bahwa ketika di dalam penjara, dia telah jatuh cinta dengan anak salah seorang pegawai penjara dan di akhir hayatnya sebelum dibunuh, dia sempat menulis sepucuk surat cinta kepada gadis tersebut yang bertandatangan ‘From your Valentine’ (Dari Valentinemu). Maka orang-orang Kristian mengambil 14 Februari itu untuk merayakan hari kasih sayang demi memperingati hari kematian paderi mereka St. Valentine.
Versi kedua pula menyatakan bahwa Claudius II, yang berhadapan dengan peperangan beranggapan bahwa anggota tentera yang muda dan masih bujang adalah lebih tabah dan kuat ketika berada di medan peperangan berbanding dengan mereka yang telah kawin. Karena itulah, dia melarang pemuda kawin. Namun demikian, St.Valentine menentangnya dengan keras dan dia telah melakukan upacara pernikahan terhadap para pemuda Romawi secara rahsia. Aktiviti St. Valentine ini akhirnya diketahui oleh Cladius II lalu dia memerintahkan supaya St. Valentine ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M. Kesimpulan kedua adalah peringatan ini untuk mengenang pengorbanan St. Valentine sang pahlawan cinta versi kristiani.
Pendapat Ketiga
Perayaan ini diperingati bertepatan dengan runtuhnya Kerajaan Islam Andalusia di Spanyol dimana St. Valentine merupakan individu yang telah memainkan peranan penting dalam usaha menjatuhkan kerajaan Islam itu. Disebabkan sumbangan itu, St. Valentine dianggap sebagai kekasih rakyat. 14 Februari 1492 merupakan tanggal kejatuhan Islam di Sepanyol dan dianggap pada hari itu hari kasih sayang karena mereka menganggap Islam adalah agama yang zalim. Jadi pendapat ketiga ini lebih mengerikan yaitu dirayakan untuk mengenang keruntuhan kerajaan Islam di Spanyol . Jadi seorang muslim yang ikut merayakan hari ini artinya senang jika Islam musnah.
Pendapat Keempat
Berdasarkan apa yang dinukilkan oleh Geoffrey Chaucer, seorang penyair Inggris di dalam puisinya. Sambutan Hari Valentine ini bersempena dengan sifat burung yang musim terbang nya pada 14 Februari.
Berdasarkan kepada versi-versi tersebut, ianya amat jelas tiada hubungan sama ada secara langsung ataupun tidak langsung dengan budaya kita maupun agama bagi umat Islam. Malah sudah jelas perayaan ini bermaksud mengolok-olok Islam.
Valentine : Kekejian bertopeng kata “cinta dan kasih sayang”
Bukan saja perayaan ini berisi hal-hal yang keji tetapi juga perayaan ini bertentangan dengan budaya dan norma kehidupan manusia yang umumnya, atau bisa dikatakan ritual “hewani” karena isinya hanya umbaran –umbaran nafsu syahwat. Selain itu perayaan ini juga bermaksud mengolok-olok ajran Islam. Naudzubillah
Lihatlah media maupun Tv sekarang ini justru malah menyarankan acara-acara untuk merayakan peringatan mungkar ini, khususnya kepada kalangan muda mudi. Mereka dipancing untuk mengugkapkan perasaan kasih dan sayang kepada pasangan masing-masing didepan umum. Amat jelek sekiranya difikirkan dengan akal pemikiran yang waras. Bagaimana seseorang bisa mengorbankan apa saja demi kekasihnya tanpa sebelumnya ada ikatan pernikahan terlebih dahulu apakah ini bukan berarti perzinaan menjadi legal dan dianggap hal yang sah?! Akan tetapi yang lebih memprihatinkan adalah acara-acara tersebut justru malah mendapat sambutan hangat dari orang banyak. Kegiatan semacam ini sukar di hilangkan dari kebiasaan masyarakat. Kesadaran akal hilang karena terpedaya oleh janji-janji manis kata”cinta” yang tidak ada buktinya itu.
Berdasarkan apa yang telah terjadi dampak dari hal ini adalah kebrobrokan moral masyarakat yang lebih sepesifik ke naluri hewani karena hal ini hanya berprinsip pada kesenangan hawa nafsu bukan berprinsip pada etika kehidupan masyarakat yang berlaku, karena mereka menyanjung dan memberi antusias besar pada kegiatan semacam ini (perzinaan bebas) bukannya malah mengecam dan memboikot kegiatan yang mungkar ini dengan alasan “topeng” Hak asasi manusia”. Justru kalau kita bisa berpikir lebih tepat diberi kata “hak nafsu hewani” untuk kedok alasan semacam itu.
Sememangnya pada Valentine's Day akan muncul si Romeo dan si Juliet yang mampu mengungkapkan bait-bait puisi seindah puisi William Shakespeare. Tidak kurang pula juga mereka yang sehebat si Laila dan si Majnun dalam bergelumang memperjuangkan kesetiaan cinta dengan bibir mengalunkan kata-kata puitis seindah puisi Jamaludin Rumi. Itu semua ternyata bagaikan hujan yang berlalu tapi setelah itu datang badai tak henti-hentinya bisa diartikan cuman bualan mulut saja tapi buktinya tidak ada. Yang ada justru muda-mudi lebih segan lagi untuk melakukan perzinaan didepan umum (seperti keledai) yang sebelumnya “beraksi” disemak-semak karena takut dihakimi massa. Keindahan surga semu hanya terjadi pada waktu yang sementara tapi setelah valentine itu kemaksiatan akan lebih leluasa menjalankan aksinya .
Setelah itu berbagai dampak dari macam tindak asusila sampai perkosaan anak dibawah umur demi dalih kata “cinta” akan merajala lela. Dan berbagai kemaksiatan meraja lela karena syahwat manusia sudah tidak ada yang membendung karena dianggap “legal” dimata masyarakat. Seperti sekarang ini para remaja ramai pacaran ditempat-tempat umum karena mereka sudah beranggapan hal itu sudah “umum” dimata masyarakat padahal menurut pandangan Allah dan Rasul-Nya hal itu merupakan kekejian yang nyata yang berdampak pada kerusakan dan merosotnya derajat manusia sehingga bisa disamakan dengan hewan bahkan lebih rendah lagi.
Beginilah sedikit gambaran dampak dari ritual-ritual setan yang kelihatannya indah namun dibalik itu merupakan neraka tanpa ujung.
Cara Islam Mengungkapkan Kasih Sayang
Islam sebagai agama fitrah dan sempurna, sentiasa mengajarkan kasih sayang kepada sesama makhluk bukan manusia saja tapi juga kepada hewan dan tumbuhan dan alam sekitar karena itulah islam ini disebut sebagai rahmat semesta alam (rahmatan lil alamin). Ini dapat dilihat melalui apa yang diungkapkan di dalam Kitab Al-Quran dan dipraktekan oleh Rasulullah s.a.w. nabi kita yang terakhir dan merupakan suri teladan yang paling baik sampai akhir zaman.
Mengungkapkan rasa kasing sayang ada batasan-batasannya supaya manusia tidak terjerumus kedalam perbuatan keji zina yang dapat merusakkan tatanan kehidupan masyarakat. Kasih sayang antara dua sejoli tidak bisa hanya diungkapkan melalui kata-kata bualan manis dibibir tapi pahit dirasakan setelahnya misalnya melalui pacaran (obral bualan mulut). Tetapi ia perlu diikat dengan satu ikatan akad yang mampu menguatkan tali simpul ikatan batin yang membentuk keluarga yang bahagia, damai dan sakinah . yang disebut pernikahan.
Pernikahan bukan bertujuan menyusahkan hubungan sesama manusia. Akan tetapi, ia justru dapat melanggengkan kebahagiaan yang hakiki didunia sampai dialam akhirat jika pernikahan itu disertai dengan pedoman hidup sesuai Islam. Dan pembuktian kasih sayang didalam pernikahan tidak perlu menunggu waktu satu hari dalam setahun tapi lebih utama setiap hari.
Penutup
Kesimpulan dari yang saya sampaikan adalah marilah kita senantiasa memupuk keimanan setiap hari karena iman itu mudah berkurang dan jarang bertambah. Supaya kita terhindar dari perbuatan-perbuatan keji yang kelihatan indah diluarnya akan tetapi menyengsarakan didalamnya. Dan supaya kita menjadi orang-orang yang beruntung didunia dan akhirat.
Marilah kita jaga diri kita, keluarga kita, anak istri kita supaya terhindar dari perayaan-perayaan dan ritual-ritual haram yang menyengsarakan. Dan supaya kita selamat dikehidupan dunia dan terlebih utama diakhirat nanti, amin. Hanya kepada Allah-lah kita berlindung dan memohon pertolongan.
Wallahu ‘alam
TERKAIT :
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah