لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً
فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي
تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ
Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah simpul hukum dan yang paling akhir adalah simpul sholat." (HR. AHMAD)
PELAJARAN DARI HADITS :
Hadits nabi Muhammad Shalallahualaihi wa ssalam diatas adalah menyebutkan salah satu tanda-tanda akhir zaman yang berupa mulai memudarnya nilai-nilai Islam ditengah-tengah umat ini. Nabi SAW menjelaskan bahwa pertama kali yang akan memudar / terurai adalah masalah hukum lalu paling akhir adalah masalah sholat. Dalam hal ini jika kita kaitkan dengan kehidupan manusia jaman ini sungguh sangat tepat sekali apa yang dijelaskan nabi Muhammad SAW tersebut. Sejak hukum Islam mulai diabaikan sejak runtuhnya khilafah Islam hingga sampai masa ini (kekosongan khilafah) banyak umat islam yang melalaikan ajaran islam. Kita bisa melihat realitas umat hari ini, dari cara berpakaian yang mencontoh budaya barat sampai gaya hiduppun ikut-ikutan cara mereka sampai tidak bisa membedakan mana orang islam mana orang kafir karena penampilannya dan kelakuannya sama. Saking lalainya terbius oleh gaya hidup kebarat-baratan hingga syari’at yang wajibpun terlalaikan yaitu masalah sholat lima waktu yang banyak sekali umat islam sekarang ini meninggalkannya dan lebih senang kepada kesibukan duniawi yang melalaikan datangnya mati, Naudzubillah tsuma naudzubillah.
Dan semua itu adalah bermula dari runtuhnya khilafah islam yang menjadi kekuatan untuk menegakkan syari’at islam / hukum islam kemudian merembet keruntuhnya nilai-nilai sosial dan berakhir pada lalainya umat islam akan kewajibannya sebagai seorang muslim. Sehingga kita melihat bobrok dan terhinanya umat islam hari ini adalah karena ketidakpedulian terhadap agamanya sendiri bahkan sampai tingkat kefasikan ada yang mengatakan gaya hidup barat lebih enak dan modern daripada tatacara kehidupan islami, bahkan ada yang mengatakan budaya islam adalah budaya arab kuno yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman karena saking jahilnya mereka kepada ilmu agama, Naudzubillah. Padahal islam sendiri tidak mengajarkan supaya berpenampilan dan bergaya hidup seperti orang arab kuno jahiliyah dahulu yang serba glamour dan rusak moral dan mentalnya, tapi kita hanya diajarkan supaya berpenampilan rapi dan sopan dan bertingkah laku yang baik sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW kepada kita semua agar kita semua menjadi umat yang sejahtera dan damai didunia sampai akhirat. Apakah berpenampilan islami itu harus mencontoh orang arab? Tentu saja tidak tapi yang penting rapi, sopan dan menutup aurot sehingga terhindar dari fitnah-fitnah keji.
Sebagai akibat dari ketidakpedulian terhadap agamanya, yaitu walaupun jumlah umat islam amat banyak namun bagaikan buih diwaktu banjir yaitu banyak tapi lemah dan mudah dipermainkan oleh musuh, mudah sekali diadu domba karena hanya perpedaan pendapat kecil. Kemudian golongan yang mayoritas ini tunduk kepada kelompok minoritas. Dan akhirnya secara tidak sadar kita telah hidup dalam kekuasaan sistem kafir yang kesemuanya dikendalikan toghut yang serba merusak dan serba tidak adil.
Saudaraku, seiman dan setakwa. Semua ini tak akan berakhir kecuali kita peduli dengan keadaan umat hari ini. Mari kita bertawakal kepada Allah SWT dengan semampu kita mendukung berdirinya kembali sebuah khilafah yang terakhir yang akan menaungi bumi ini dengan kedamaian dan penegakan Hukum Islam yang paling adil.
DAMPAK RUNTUHNYA PEMERINTAHAN ISLAM (KHILAFAH)
Sekitar 1400 tahun yang lalu, telah berdiri sebuah Negara adidaya yang menjadikan aqidah Islam sebagai landasan berdirinya. Sebuah Negara yang mampu menyatukan manusia dalam bingkai ukhuwah atas dasar aqidah, yakni aqidah Islam. Itulah Daulah Islam (Negara Islam), yang diproklamirkan oleh Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawarah yang kemudian diteruskan oleh para penerus estafet kepemimpinan kepala Negara tersebut dimulai dari masa Khulafaur Rasyidin hingga runtuhnya pada masa Khilafah Ustmani pada tanggal 3 maret 1924 silam.
Sejak runtuhnya Khilafah Islam pada 1924 itulah yang mengakibatkan umat Islam yang berjumlah 1,57 milyard hidup dengan kondisi yang memprihatinkan yaitu saling berselisih dan mudah sekali diperalat oleh musuh Islam. Disana sini banyak kejahatan namun tidak bisa ditegakkan keadilan, dunia abad 21 ini layaknya hutan rimba yang mempunyai prinsip hukum siapa yang kuat dia menang yang artinya sama dengan siapa yang lebih banyak harta dan kekuasaan maka dialah yang bisa membeli hukum. Sehingga akibatnya yang rakyat jelata semakin tertindas dan orang klonglomerat semakin jaya saja. Inilah ketidak adilan yang timbul jika dunia sudah dikuasai hukum toghut / hukum iblis yang serba salah dan tidak adil.
Selain itu dampak dari tidak ditegakkannya hukum Allah karena dunia telah dikuasai dengan sistem dajjal maka bukan hanya ketidakadilan yang sulit didapatkan akan tetapi juga kemaksiatan semakin merajalela sulit dikendalikan. Contoh kecil saja dewasa ini kita melihat dari media cetak maupun elektronika dan barangkali anda telah melihat sendiri kejadian-kejadian kemaksiatan yang sudah dianggap “biasa” karena segalanya sudah terbeli dengan uang contohnya perzinaan yang amat meraja lela sekarang ini sulit sekali diminimalisir karena hukum islam (hukum rajam dan hukum cambuk) untuk pezina tidak ditegakkan bahkan cuman membayar denda kepada pemerintah lalu bebas dan dibiarkan, setelah itu uang dendanya dimakan sendiri oleh pemerintah bukannya untuk kepentingan umat dan jika yang orang bersalah tidak punya uang untuk menebus kesalahannya paling cuman dipenjara beberapa bulan setelah bebas mungkin pelaku tidak jera dengan maksiatnya kecuali yang telah mendapatkan hidayah-Nya lalu bertobat.
Nah begitulah gambaran kecil akibat dari tidak ditegakkannya syari’at islam sehingga pelaku maksiat tidak takut dan jera lagi untuk melakukan maksiat itu berulang-ulang sehingga maksiat ini jika dibiarkan akan menjadi hal yang biasa jika dibiarkan maka kiamatlah dunia. Belum lagi dampak dari runtuhnya khilafah (pemerintahan Islam) adalah berdampak bodohnya umat Islam terhadap ilmu agama yang justru merupakan kunci keselamatan hidup sehingga menyebabkan rusaknya akhlaq dan moral generasi muda maupun yang tua, istilahnya “yang muda mabuk-mabukan yang tua rebutan kekuasaan”. Yang lebih memprihatinkan adalah banyak sekali yang pandai dalam bidang ilmu dunia seperti ilmu pengetahuan teknologi dan informasi, kedokteran, sosial dan politik dan lain sebagainya namun tidak mempunyai dasar agama yang kokoh sehingga tidak jarang ilmunya itu untuk “minteri” / membodohi orang lain alias untuk berbuat curang. Bahasa bodohnya dalam bahasa saya (jawa) yaitu “dadi mentri isane mung minteri” artinya jadi wakil rakyat / orang pintar bisanya cuman memperalat rakyat, bukannya malah mangayomi rakyat.
Untuk lebih jelasnya kita akan membahas dampak dari tidak ditegakkannya hukum islam karena runtuhnya pemerintahan islam. Secara garis besar adalah Sebagai berikut ;
Munculnya malapetaka-malapetaka dalam berbagai bidang kehidupan :
A. Malapetaka Ideologi
Setelah hancurnya Khilafah, Mustafa Kamal dengan tangan besi menjalankan ajaran-ajarannya yang dikenal dengan Kemalisme, yang berisi 6 (enam) sila : republikanisme, nasionalisme, populisme (popular sovereignty), sekularisme, etatisme, dan revolusionisme.[16]
Yang paling kontroversial adalah paham sekularisme yang jelas bertentangan secara frontal dengan Islam. Pengambilan dan penerapan sekularisme inilah yang selanjutnya melahirkan perilaku tasyabbuh bil kuffar (menyerupai orang kafir) di kalangan umat Islam. Inilah malapetaka ideologi yang paling menonjol akibat hancurnya Khilafah.
B. Malapetaka Politik
Setelah hancurnya Khilafah, berbagai malapetaka politik menimpa umat Islam. Yang paling penting adalah :
(1) diterapkannya sistem demokrasi, yang merupakan sistem ketidakadilan dalam memilih pemerintahan
(2) terpecahbelahnya negeri-negeri muslim berdasar nasionalisme,
(3), para penguasa negeri-negeri Islam didikte oleh negara-negara imperialis-kapitalis,
(4) kekuatan militer di negeri-negeri Islam tunduk kepada kepentingan negara-negara imperialis-kapitalis,
(5) berdirinya negara Israel di tanah rampasan milik umat Islam.
C. Malapetaka Ekonomi
Hancurnya Khilafah juga mengakibatkan malapetaka-malapetaka di bidang ekonomi. Sesungguhnya malapetaka ekonomi ini sangat banyak ragamnya, namun yang menonjol adalah :
(1) Penerapan sistem kapitalisme yang ribawi (serba riba) atas umat Islam. Buktinya adalah kita melihat sistem perdagangan yang menggerakkan perekonomian negara kita adalah digerakkan oleh sistem kotor yang serba riba yaitu didanai oleh bank-bank konvensional yang tentu saja investasi barat sehingga sistem ini bukannya mensejahterakan rakyat namun justru semakin mencekik rakyat. Selain dari itu sistem ini mulai merembet ke perdagangan kecil yang mengambil keuntungan dari hasil riba. Salah satu contohnya adalah jika anda membeli sepeda motor secara kredit akan menjadi lebih mahal jika anda membeli secara kontan dan bukankah selisih harga antara kredit dan kontan itu adalah riba?. Contoh yang lain adalah jika anda meminjam uang kepegadaian dengan menjaminkan sebuah barang semisal HP atau BPKB motor pasti anda waktu mengembalikan akan dikenakan dana sekian persen dari sejumlah uang sewa modal tersebut, bukankah hal ini riba? Dan masih banyak sistem-sistem bisnis yang lain yang berjalan dengan praktek riba. Sungguh jika anda tahu dosa riba paling ringan adalah seperti menzinai ibunya sendiri, lalu bagaimanakah dengan dosa paling berat. Naudzubillah. Sebagaimana hal tersebut sesuai hadits nabi SAW berikut ini :
الرِّبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُوْنَ بَابًا، أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ
“Riba itu memiliki 73 pintu. Yang paling ringan (dosanya) adalah seperti seseorang yang mengawini ibunya.”(HR al-Hakim dan al-Baihaqi).
Masihkah anda menyukai mencari nafkah dengan jalan haram yang bernama riba?.
(2) Perampokan kekayaan alam milik umat Islam oleh kaum penjajah yang kafir. Sehingga umat ini menderita kemiskinan dan kebodohan yang memprihatinkan. Sebagai gambaran,bukankah kita telah melihat indonesia yang subur makmur ini diekplorasi kekayaan alamnya oleh kaum klonglomerat barat? akan tetapi rakyat sendiri seperti “anak ayam mati dilumbung padi”. Yaitu hidup sengsara, miskin dan bodoh padahal kita hidup dilingkungan yang subur makmur. Kekayaan kita dikuras habis oleh kaum-kaum kafir, tanpa disisakan sedikitpun untuk kita. Belum lagi penguasa dan kaum konglomerat menjadi penindas bagi rakyat jelata bukannya malah melindungi dan menyantuni. Masih ingatkah anda kasus mesuji baru-baru ini itu adalah salah satu contohnya, sampai kapankah ini akan berakhir? Rakyat kecil jadi korban kebuasan penguasa yang menuhankan harta dan jabatan.
D. Malapetaka Peradilan
Walaupun pengambilan berbagai undang-undang dari negara-negara Barat sudah terjadi sebelum runtuhnya Khilafah, namun dengan runtuhnya Khilafah, semakin terbukalah pintu dosa umat Islam untuk mengambil hukum-hukum kufur dari kaum imperialis. Inilah malapetaka peradilan yang menimpa umat akibat runtuhnya Khilafah. Malapetaka di bidang ini yang terpenting adalah :
(1) Penerapan sistem hukum kufur warisan penjajah dalam peradilan, dan
(2) Penentangan terhadap upaya penerapan hukum Islam.
E. Malapetaka Pendidikan
Pendidikan bukan sekedar media belajar ilmu pengetahuan, namun juga merupakan alat pembentuk kepribadian, yakni alat pembentuk pola pemikiran dan perasaan, serta pola berperilaku manusia. Maka dari itu, barangsiapa menguasai sistem pendidikan, dia akan dapat mencetak generasi-generasi baru sesuai tujuan pendidikan itu. Jika pendidikan baik dan menerapkan pendidikan sesuai ajaran Nabi maka InsyaAllah akan baiklah hasil peserta didiknya akan tetapi sebaliknya jika pendidikan hanya mengutamakan pendidikan ilmu duniawi semata tapi melalaikan akan ilmu akhirat yang merupakan kunci kebahagiaan hidup dunia sampai akhirat maka kita lihat sendiri hasilnya yang mirip sekali dengan keadaan pendidikan kita saat ini yaitu menghasilkan lulusan serba amburadul dan pola pikir yang acak-acakan, motto hidup adalah hidup untuk uang dan kesenangan sementara, bukan hidup untuk mengabdi pada Ilahi. Dan akhirnya kerusakan moral remaja sampai kriminal tingkat pemerintahan adalah tidak lain juga dipengaruhi oleh baik buruknya pendidikan kita.
Jika dilihat dari pola sistem pendidikan bercorak sekularistik pasca hancurnya Khilafah, adalah sebuah malapetaka yang besar. Malapetaka yang menonjol adalah :
(1) adanya kurikulum dan sistem pendidikan yang mengacu kepada falsafah hidup Barat, yaitu sekularisme, dan
(2) lahirnya generasi-generasi sekularistik hasil sistem pendidikan tersebut.
(3) Meraja lelanya kerusakan moral remaja yang tak terkendali akibat mengabaikan pendidikan islami.
F. Malapetaka Pemikiran
Memang, sebelum runtuhnya Khilafah pemikiran-pemikiran asing sudah mulai menyusup ke tubuh umat akibat ulah negara-negara Barat yang telah melancarkan Perang Pemikiran (Al Ghazw Al Fikri) dan Perang Budaya (Al Ghazw Ats Tsaqafi). Namun setelah runtuhnya Khilafah, serangan pemikiran-pemikiran asing itu semakin menggila. Serangan itu ibarat air bah yang melanda dan menenggelamkan kampung-kampung karena bendungan penahannya telah jebol. Penerapan sistem pendidikan sekularistik, seperti disinggung sebelumnya, turut memperparah malapetaka pemikiran ini.
Malapetaka pemikiran ini antara lain :
(1) Adanya distorsi gambaran Khilafah oleh kaum kafir dan antek-anteknya,
(2) Muncul pemikiran-pemikiran yang menyerang Islam, seperti dialog antar agama, teologi inklusif, dialog Islam-Barat,
(3) Ulama-ulama mengada-adakan “fiqih baru”, seperti fiqhul waqi’, fiqhul muwazanat, fiqhul maslahat, dan sebagainya.
G. Malapetaka Dakwah
Dakwah untuk menyerukan Islam adalah suatu perbuatan yang mulia. Apalagi dakwah untuk mengamalkan Islam secara total dalam wadah negara dan masyarakat Islam. Namun hancurnya Khilafah telah menimbulkan malapetaka untuk kegiatan dakwah ini.
Malapetaka yang menonjol di antaranya :
(1) Dakwah kepada Islam menjadi lebih berat dan sukar karena penerapan Islam dalam kehidupan bernegara tidak ada lagi, dan
(2) Para pejuang dakwah yang hendak mengembalikan Khilafah dicap sebagai penjahat atau teroris.
H. Malapetaka Sosial Budaya
Setelah Khilafah hancur, negeri-negeri Islam beramai-ramai menerapkan sekularisme. Kebebasan (freedom/liberalism) yang merupakan ide cabang dan konsekuensi logis dari sekularisme, menjadi sesuatu yang tak terelakkan lagi. Berbagai sarana dan media digunakan untuk mengekspresikan kebebasan itu. Hal ini pada gilirannya telah merusak moral generasi muda sehingga mereka terjerumus ke dalam berbagai perilaku tatasusila.
Malapetaka sosial ini setidaknya terlihat dari :
(1) Merajalelanya sarana-sarana kebebasan untuk merusak moral, dan
(2) Lahir generasi bejat moral sebagai akibat sarana-sarana kebebasan gaya Barat tersebut.
Demikianlah uraian singkat tentang beberapa malapetaka yang muncul akibat hancurnya Khilafah. Kiranya yang disebutkan hanyalah contoh, yang sebenarnya hanya secuil saja dari jutaan malapetaka yang terjadi. Namun contoh sedikit ini sesungguhnya lebih dari cukup untuk menyadarkan kita akan besarnya malapetaka yang menimpa umat ini. Ia sudah cukup menyadarkan kita, betapa dosarnya dosa kita di hadapan Allah SWT bila kita hidup tanpa Khilafah.
Benarlah sabda Rasulullah SAW :
“...dan barangsiapa mati sedangkan di lehernya tidak ada baiat (kepada Khalifah) maka dia mati dalam keadaan mati jahiliyah.” (HR. Muslim)
“...dan barangsiapa mati sedangkan di lehernya tidak ada baiat (kepada Khalifah) maka dia mati dalam keadaan mati jahiliyah.” (HR. Muslim)
Maka tak ada pilihan lain bagi kita, kecuali harus terus berjuang dengan istiqamah untuk mengembalikan Khilafah di muka bumi. Kita harus terus berjuang, betapa pun beratnya upaya itu, betapa pun banyaknya waktu yang diperlukan, dan betapa pun besarnya pengorbanan yang harus dikeluarkan. Tak ada waktu lagi untuk menimbang-nimbang, sebab pilihannya telah jelas kehinaan di dunia dan akhirat akibat diinjak-injak sistem kufur seperti sekarang ini, ataukah berjuang demi kemuliaan dan kemenangan di bawah naungan Khilafah, walau pun untuk itu darah harus tertumpah !
Kita harus berjuang demi tegaknya khilafah terakhir di akhir zaman ini, negara Islam yang kita impi-impikan yang akan menegakkan hukum dengan keadilan dan menjunjung tinggi syariat Islam. Sebuah negara adidaya yang peduli dengan rakyat kecil dan sebuah kekuasaan yang mampu mengubah penderitaan rakyat menjadi kesejahteraan dan kedamaian untuk rakyat.
KHILAFAH TERAKHIR YANG KITA NANTIKAN
Ada satu hadits yang diriwayatkan Iman Ahmad yang sering dijadikan salah satu landasan tegaknya khilafah islamiyah dewasa ini.
Nabi Muhammad saw bersabda, “Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj an-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj an-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). [HR. Imam Ahmad]
Menurut hadits shahih diatas, masa akhir zaman ini terbagi menjadi lima.
Pertama, masa kenabian, saat Rasulullah masih hidup.
Kedua, masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar, Umar, Usman, dan Ali.
Ketiga, masa raja-raja menggigit (maalikan 'adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu sampai runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924).
Keempat, masa maalikan jabariyan (penguasa diktator) yaitu masa kita sekarang.
Kelima, masa kembalinya sistem khilafah (yang sedang kita nantikan).
Saat ini kita hidup di masa penguasa diktator, dan sedang gempar-gemparnya. Ummat Islam sedang dalam masa kekalahan. Tetapi itu memang sudah sunatullah, bahwa ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Kita pun harus optimis, akan tiba waktunya ummat Islam memperoleh kemenangan. Kelak penguasa diktator itu bisa dikalahkan kaum Muslimin? Begitulah menurut hadits. Kita akan berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun, sampai-sampai pohon dan batu pun bicara, "Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!" Kecuali pohon gharqad (semacam kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin. Yang dimaksud Yahudi itu khusus di Israel atau juga termasuk di Amerika Serikat (AS)? Yang pasti Yahudi Israel. Kalaupun kemudian Yahudi-Amerika pindah ke Israel, wallahu alam. Dan Yahudi yang pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh ummat Islam.
Periode kepemimpinan yang sekarang sedang kita jalani berawal dari runtuhnya Kesultanan Turki Utsmaniyah pada tahun 1924, ketika Turki Utsmaniyah tengah dipimpin oleh Sultan Abdul Majid II. Cukup lama rentang waktu yang dicapai Kesultanan Turki Utsmaniyah sejak menggantikan kekosongan kekhilafahan dari Bani Abbasiyah hingga runtuhnya, adalah selama 630 tahun. Selama masa itulah Kesultanan Turki Utsmaniyah mencapai masa keemasannya. Kesukseskan terbesar kekhalifahan Utsmaniyah diantaranya adalah penaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Hal ini mengukuhkan status kesultanan sebagai kekuatan besar di Eropa Tenggara dan Mediterania Timur. Hingga hampir dikatakan, semua kota penting yang sangat terkenal masuk ke dalam wilayah kekhalifahan Utsmaniyah. Pada saat itu seluruh Eropa gentar karena luasnya kekuasaan Kesultanan Turki Utsmaniyah, Raja-raja Eropa saat itu berada dalam jaminan keselamatan yang diberikan kesultanan Turki Utsmaniyah.
Saat ini kita hidup di masa penguasa diktator, dan sedang gempar-gemparnya. Ummat Islam sedang dalam masa kekalahan. Tetapi itu memang sudah sunatullah, bahwa ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Kita pun harus optimis, akan tiba waktunya ummat Islam memperoleh kemenangan. Kelak penguasa diktator itu bisa dikalahkan kaum Muslimin? Begitulah menurut hadits. Kita akan berperang melawan Yahudi, dan Yahudi akan hancur. Yahudi akan diburu sampai manapun, sampai-sampai pohon dan batu pun bicara, "Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!" Kecuali pohon gharqad (semacam kaktus) yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin. Yang dimaksud Yahudi itu khusus di Israel atau juga termasuk di Amerika Serikat (AS)? Yang pasti Yahudi Israel. Kalaupun kemudian Yahudi-Amerika pindah ke Israel, wallahu alam. Dan Yahudi yang pindah ke Israel itu berarti menyatakan diri sebagai musuh ummat Islam.
Periode kepemimpinan yang sekarang sedang kita jalani berawal dari runtuhnya Kesultanan Turki Utsmaniyah pada tahun 1924, ketika Turki Utsmaniyah tengah dipimpin oleh Sultan Abdul Majid II. Cukup lama rentang waktu yang dicapai Kesultanan Turki Utsmaniyah sejak menggantikan kekosongan kekhilafahan dari Bani Abbasiyah hingga runtuhnya, adalah selama 630 tahun. Selama masa itulah Kesultanan Turki Utsmaniyah mencapai masa keemasannya. Kesukseskan terbesar kekhalifahan Utsmaniyah diantaranya adalah penaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Hal ini mengukuhkan status kesultanan sebagai kekuatan besar di Eropa Tenggara dan Mediterania Timur. Hingga hampir dikatakan, semua kota penting yang sangat terkenal masuk ke dalam wilayah kekhalifahan Utsmaniyah. Pada saat itu seluruh Eropa gentar karena luasnya kekuasaan Kesultanan Turki Utsmaniyah, Raja-raja Eropa saat itu berada dalam jaminan keselamatan yang diberikan kesultanan Turki Utsmaniyah.
Alasan inilah mungkin yang menjadikan raja-raja Eropa menyimpan dendam sekaligus hasrat besar untuk mengalahkan Kesultanan Turki Utsmaniyah. Mereka dengan sabar menunggu kesempatan yang tepat dan berupaya mewujudkannya dengan menyusun rencana yang matang untuk dapat menghancurkannya. Konon untuk menyiapkan dalam penghancurkan Kesultanan Turki Utsmaniyah, sebagian besar bangsa Eropa turut melibatkan para pemikirnya, filosofnya, raja-rajanya, panglima perangnya serta pastur-pastur gerejanya dalam penyusunan rencananya.
Sebab keruntuhan khilafah
Ada banyak faktor sebenarnya yang menyebabkan keruntuhan Kesultanan Turki Utsmaniyah selain alasan kondisi pemerintahan yang lemah karena merosotnya akhlak para petinggi negara, serangan musuh dari luar serta pemberontakan-pemberontakan dari dalam. Kita kelompokan saja secara umum menjadi dua faktor.
Pertama, faktor eksternal : Kesultanan Turki Utsmaniyah adalah negara yang termasuk kalah perang pada perang dunia pertama. Tentu sebagai negara yang kalah perang, maka negeri itu dengan mudah ditindas, dirampok dan juga diperebutkan wilyahnya oleh para pemangsa dan lawan-lawannya.
Kedua, faktor internal : Penjajahan bangsa Eropa terhadap Turki semakin mendalam manakala sudah berhasil merubah pola pikir generasi muda Turki dengan pola pendidikan barat. Tentu ini semua semata-mata untuk mendapatkan satu tujuan, yaitu sekulerisasi terhadap generasi mudanya. Maka lahirlah kemudian generasi baru yang anti Islam, Islam-phobia, sekuler, liberal dan berpola pikir barat. Mereka inilah yang kemudian didukung oleh Eropa untuk menumbangkan khilafah Islamiyah di Turki. Tercatat tokoh paling dominan yang turut menghancurkan kekhilafahan adalah Mustafa Kemal Ataturk. Sosok inilah pula yang telah berhasil menumbangkan khilafah islamiyah di Turki pada tahun 1924 lewat gerakan Turki Muda.
Dari sinilah umat islam mengalami masa kemunduran, karena tidak lagi memiliki pemimpin yang meneruskan cara kepemimpinan Rasulullah saw, mulailah umat islam memasuki masa kepemimpinan keempat, yaitu masa kepemimpinan dimana sebagian besar umat islam dipimpin oleh raja-raja yang lalim, raja-raja yang memaksakan kehendak.
PASUKAN PANJI HITAM DAN IMAM MAHDI
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhu:
لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ حَتَّى يُبْعَثَ فِيْهِ رَجُلٌ مِنِّي أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي، يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِي، يَمْلَأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ جُوْرًا وَظُلْمًا “Andai tak tersisa lagi di dunia kecuali satu hari yang Allah panjangkan hari itu sehingga akan muncul seorang laki-laki dari keturunanku atau dari ahli baitku, yang namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku, (saat itu) bumi dipenuhi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya yang diliputi dengan kelaliman dan kezhaliman.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad) |
Pasukan panji hitam adalah sebuah pasukan yang misterius yang amat dinanti-nanti kaum muslimin untuk menegakkan syari’at dimuka bumi setelah Negara islam runtuh oleh antek yahudi hampir seabad yang lalu. Dan sekarang ini kita sedang dalam masa kekosongan khilafah akibatnya Perang akhir zaman, atau Al Malhamah Al Kubro, akan terjadi antara pasukan Al Mahdi yang sering disebut sebagai pasukan panji hitam, berhadapan dengan pasukan Dajjal yang dibantu sekutu-sekutunya.
Dalam sebuah riwayat tentang Thaifah manshurah disebutkan, “Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berperang di atas kebenaran. Mereka meraih kemenangan atas orang-orang yang memerangi mereka, sampai akhirnya kelompok terakhir mereka memerangi Dajjal.” (HR. Abu Daud: Kitab al-jihad no. 2125, Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 1959.)
Riwayat tersebut menjelaskan bahwa di akhir zaman, kelompok Thaifah Manshurah adalah mereka yang bergabung dengan Al-Mahdi untuk memerangi musuh-musuh Islam, dimana Dajjal adalah salah satu yang akan dikalahkan oleh kelompok ini. Parameter kebenaran saat itulah adalah mereka yang bersama Al-Mahdi, sedang mereka yang menolak Al-Mahdi adalah munafik (hal itu sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits fitnah duhaima’). Sedangkan kelompok Thaifah Manshurah yang memberikan dukungan kepada Al-Mahdi telah dijelaskan ciri-ciri mereka dalam beberapa riwayat yang kemudian dikenal dengan nama Ashabu Rayati Suud atau Pasukan Panji Hitam dari Khurasan.
Lalu siapakah mereka yang disebut sebagai Pasukan Panji Hitam? Apakah mereka semua itu adalah aktivis jihad global yang tergabung dalam Al Qaeda, dan juga Taliban? Tidak bisa dipungkiri, aktivitas jihad global saat ini yang diprakarsai oleh Al Qaeda dalam melawan hegemoni Amerika, dan antek-anteknya, termasuk kelompok sesat dan pengkhianat Syi’ah telah membuat gentar Barat dan sekutu-sekutu mereka. Cita-cita mereka juga mencengangkan, menegakkan negara Islam, Khilafah Islamiyyah, dari ujung Asia Tenggara hingga barat Maroko.
Mereka adalah kaum Muslimin yang saat ini paling kuat melaksanakan hukum Islam sebagaimana yang pernah berlaku di Madinah pada masa Rasulullah SAW. Merekalah satu-satunya kelompok yang paling mendekati gambaran kehidupan Rasulullah SAW., dan para sahabatnya; beriman, hijrah, perang, mendirikan daulah Islam, melaksanakan semua kewajiban tanpa terkecuali, mendapat boikot dan kecaman internasional, mendapat ujian paling berat dan menyatakan keimanannya, dikepung oleh pasukan ahzab dan banyak lagi sejarah kehidupan generasi assabiqunal awwalun yang hari ini tergambar dalam realitas hidup mereka.
Beberapa analis pemerhati hadits-hadits fitnah menduga; bahwa merekalah yang lebih layak untuk menyandang gelar kehormatan itu (Ath Thoifah Al Manshurah) sesuai dengan beratnya ujian keimanan yang mereka hadapi. Saat ini, Al-Qaeda dan seluruh anasirnya yang sangat komitmen menegakkan semua bentuk syari’at Islam dalam masyarakatnya sangat wajar bila dibenci oleh bangsa Barat. Termasuk sebagian kaum Muslimin yang termakan oleh isu dan propaganda bangsa barat yang dibisikkan Dajjal tentang “kekejian dan kejahatan” mereka.
Padahal, bukan tidak mungkin, tanpa bermaksud memastikan, aktivis jihad global yang dijalankan oleh Al Qaeda dan Mujahidin lainnya tersebutlah yang dimaksud sebagai Pasukan Panji Hitam dari Khurasan, yang dijanjikan kelak akan menjadi pasukannya Al Mahdi, lalu memerangi Dajjal dan para pengikutnya dalam Perang Akhir Zaman (Al Malhamah Al Kubro).
Akhir kata dari penulis marilah kita dukung pendirian khilafah Islam yang akan menaungi dunia dengan kedamaian dan kejahteraan dengan cara do’a maupun usaha semampu kita.
Wallahu’alam bis showab!
Refrensi : berbagai sumber.
2 komentar:
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
Ad Daulatul Islamiyah Melayu
adalah khilafah islam akhir zaman yang sedang
menantikan
kehadiran orang-orang mukmin yang siap
bergabung menjadi pejuang islam di akhir zaman
Bilakah anda berminat untuk menjadi pembela
dan tentara Islam
http://dimelayu.com.nu
Posting Komentar
silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah