Jika kamu tengok sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw. bersama kaumnya, dan kau renungkan kesabaran beliau atas penderitaan dari kaumnya yang belum pernah dirasakan seorang nabi pun sebelum beliau, berbagai situasi yang beliau hadapi mulai dari perang, damai, kaya, miskin, aman, cemas, tinggal di negerinya dan meninggalkannya untuk menyebarkan agama-Nya, pembunuhan orang-orang terdekatnya di depan matanya, serta gangguan orang-orang kafir terhadapnya dengan bermacam cara: perkataan, perbuatan, sihir, gosip. Meski demikian, beliau sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT. Beliau teguh menyeru manusia ke jalan-Nya. Tidak ada nabi yang merasakan penderitaan seperti yang beliau alami. Dan, tidak ada nabi yang diberi karunia Allah SWT seperti yang diberikan kepada beliau.
Allah SWT mengangkat namanya, menyandingkan nama beliau dengan nama-Nya, menjadikan beliau sebagai tuan seluruh manusia, menjadikannya sebagai orang yang paling dekat wasilahnya kepada Tuhan, paling mulia kedudukannya, dan paling didengar (mudah diterima) syafaatnya. Cobaan-cobaan itu justru merupakan bagian dari kemuliaan beliau. Ujian-ujian itu adalah salah satu sebab yang membuat Allah SWT menambah kemuliaan dan keutamaan beliau dan mengantarkan beliau mencapai kedudukan tertinggi.
Demikian pula keadaan ahli waris beliau (para ulama). Setiap mereka punya bagian dari ujian dan cobaan tertentu sesuai dengan derajat keteguhannya dalam mengikuti beliau. Orang yang tidak mendapat bagian ujian dan cobaan seperti beliau, berarti dia adalah orang yang diciptakati untuk dunia dan dunia diciptakan untuknya. Jatah orang-orang seperti ini diberikan kepada mereka di dunia. Dia makan dan bersenang-senang di sana sampai tiba ajalnya yang telah tertulis. Ketika para wali Allah SWT mendapat cobaan, orang-orang ini dalam keadaan tenteram dan makmur. Ketika para wali Allah berada dalam ketakutan, mereka aman. Ketika para wali Allah sedih, dia gembira di tengah keluarganya.
Orang-orang yang mendapat bagian dunia punya nilai yang berbeda dengan para wali Tuhan. Yang dipikirkan adalah apa yang dapat mengokohkan kedudukannya, menyelamatkan hartanya, dan membuat kata-katanya didengar dan dipatuhi orang. Dan, dari sana dia melakukan, mencintai, dan membenci sejalan dengan yang diinginkannya itu. Sedang, mereka (para wali Allah SWT yang mendapat cobaan-cobaan) yang jadi keinginan mereka adalah menegakkan agama Allah SWT, meninggikan kalimat-Nya, memuliakan para pembela agama-Nya, dan memperjuangkan agar hanya Allahlah yang disembah dan hanya Rasul-Nya yang ditaati.
Jadi, ada hikmahnya Allah SWT di balik ujian dan cobaan yang ditimpakan kepada para nabi, rasul, dan hamba-hamba-Nya yang beriman. Hanya saja hikmah itu tidak Misalnya dalam kalimah syahadat, orang yang mengakui keesaan Allah SWT harus juga mengakui kerasulan Muhammad saw.
terjangkau oleh akal manusia. Bukankah orang-orang yang mencapai kedudukan (maqam) tinggi dan cita-cita yang mulia hanya mencapai itu semua melalui jembatan ujian dan cobaan?
"Demikianlah ketinggian itu. Jika kamu ingin mendapatkannya, maka menyeberanglah ke sana melalui jembatan kesusahan."
Akhirnya, segala puji hanya bagi Allah SWT. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw., keluarga, dan para sahabat beliau sampai kiamat. Juga semoga Allah SWT meridhai para sahabat Rasulullah saw. semua.
* * *
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah