Dikisahkan sahabat nabi saw yaitu Saad as-Sulami memiliki kulit yang tersangat hitam, lebih hitam dari Bilal ibn Rabah. Masuk Islam ketika berusia 31 tahun. Saad as-Sulami ingin menikah, namun selalu ditolak pinangannya kerana kekurangan dari segi rupa yang hitam.Rasulullah SAW menyuruh Saad as-Sulami meminang seorang perempuan yang merupakan perempuan paling cantik, Atikah binti Amr, namun Saad enggan kerana rasa kecewa dengan penolakan pinangan sebelum ini, dan takut ditolak lagi. Hanya setelah Rasulullah memberi jaminan, barulah Saad berani pergi melamar.
Setelah sampai dirumah atiqah, Saad menyatakan maksudnya membuat bapak perempuan itu terdiam seketika. Disebabkan kaget reflek bapak atiqah mengusir sa'ad dari rumahnya. Saad mengadap kembali Rasulullah dengan sedih. Perempuan yang dipinang itu keluar dan bertanya kenapa ayahnya menolak pinangan tersebut, kerana lelaki itu adalah pilihan Rasulullah, jangan menolak perintah rasul nanti terkena laknat Allah dan rasulNya kata atiqah.
Maka, segera si bapak ini berlari menemui Rasulullah dan memohon maaf karena menolak pinangan Sa'ad sebelum itu dan menyatakan persetujuaannya di atas pinangan tersebut. Ditanya Rasulullah kepada Saad, adakah kau mempunyai harta untuk menikah? Maka jawab Saad tidak ada, lalu Rasulullah menyuruh beliau menemui Abdul Rahman bin Auf dan meminta 20 dinar, menemui Abu Bakar dan meminta 10 dinar dan Saidina Ali berjumlah 10 dinar.
Setelah menemui ketiga sahabat tersebut, Abdul Rahman b. Auf telah memberikan 40 dinar, kemudian Saidina Abu Bakar dan Saidina Ali memberikan masing2 20 dinar . Saad telah mempunyai 80 dinar untuk pernikahannya. Rasulullah menyuruh Saad menggunakan 40 dinar untuk pernikahannya dan 40 dinar lagi untuk persiapan selepas pernikahan iatu peralatan memasak dan sebagainya, Saad as-Sulami pergi ke pasar bagi tujuan membeli peralatan-peralatan tersebut. Sedang beliau memilih milih untuk membeli barang-barang, terdengar seruan untuk berjihad ke medan peperangan, wahai tentara Allah naiklah kekuda kuda kalian!!. Maka secara tiba-tiba, terlupalah Saad akan tujuannya yang asal untuk menikah, terlupakan perempuan cantik itu dan pernikahannya dan kemudian membeli uang mahar itu untuk membeli kuda, pedang dan baju perisai untuk mengikuti seruan jihad itu.
Ketika sampai di tempat berkumpulnya mereka untuk berjihad, Saad pergi ke depan sekali dan tidak dikenali karena menutup seluruh muka dan tubuhnya seperti ksatria atau pendekar. Para sahabat berbisik-bisik kagum dengan kegagahan beliau dan menganggap mungkin orang Yaman yang turut serta berjuang bersama-sama mereka. Dengan gagah berani sa'ad menyerang dibarisan depan, semuga sahabat kagum melihatnya siapakah gerangan pahlawan kita ini. Dalam peperangan itu, kuda yang dinaiki Saad terkena anak panah hingga jatuh dan Saad serta-merta bangun dan menyinsing lengannya. Ketika inilah sahabat mengenali sa'ad dari warna kulit beliau itu.
Kemudian sesaat setelah itu, Ketika semua tentara sedang sibuk berperang, mendadak pasukan Islam berteriak, “Sa’ad gugur!”. Mendengar hal itu, Rosulullah langsung keluar dan berjalan ke arah Sa’ad. Beliau meletakkan kepala Sa’ad ke atas pangkuannya sembari membersihkan pasir yang menempel ke wajahnya. Lalu bersabda “Alangkah harumnya aroma tubuhmu. Betapa dicintainya kau oleh Allah dan Rosulmu.” Beliau menangis, lalu tertawa, lantas memalingkan wajahnya dan bersabda kembali, “ia telah sampai di telaga (khaudh), demi Tuhan pemelihara ka’bah.”
Abu Lubabah lantas bertanya, “Telaga apakah itu Ya Rosul?”
“Telaga yang luasnya antara Sana’a sampai Basrah. Bagian tepinya dihiasi mutiara dan permata. Sementara airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu. Barang siapa yang meminumnya barang seteguk, maka dia tidak akan merasa haus selamanya.”Abu Lubabah bertanya lagi, “Ya Nabi, lalu apa yang menyebabkan Engkau menangis, lalu tertawa, setelah itu memalingkan wajah?” Rosulullah menjawab, “Aku menangis karena rindu kepada Sa’ad. Aku tertawa karena merasa bahagia melihat kemuliah Sa’ad di sisi Allah. Dan kupalingkan wajahku karena kulihat bidadari-bidadari yang menjadi istrinya berebut mendekatinya hingga terlihat betisnya. Aku berpaling dari mereka lantaran malu.”
Setelah itu Nabi memerintahkan para sahabat untuk mengambil pedang,kuda,dan apa saja yang dibawa Sa’ad. Lalu beliau bersabda, “Allah telah menikahkan Sa’ad dengan wanita yang lebih baik daripada putri kalian.” Lalu Rasulullah juga berkata, "di saat kematian Saad, bergetar Arsy Allah dan menangis para malaikat di langit dan di bumi".
Saad as-Sulami dimuliakan oleh Allah di saat kematiannya, kisah hidupnya yang singkat belum lama memeluk islam lalu syahid. menengok kisah sa'ad yang gagah berani demi tegaknya agama, kita sebagai pemuda pemudi islam yang dilahirkan dalam keadaan islam Tetapi apakah kita yang ketika meninggal akan dimuliakan oleh Allah di saat kematian kita? Kita yang lebih memilih duniawi dan mengabaikan dunia jangan terlalu berharap surga dan bidadarinya.
Sa'ad adalah contoh mukmin yang beruntung, dia ketika mendengar seruan jihad dan berjuang dijalan Allah langsung lupa tujuan duniawinya padahal kalau dia mengabaikannya seruan jihad dia segera akan punya istri cantik didunia. Tapi sa'ad lebih ikhlas membela agamanya daripada duniawinya. Dia menjual mahar untuk dibelikan baju perang dan kuda perang perlengkapannya, lalu syahid dijalan Allah SWT.
Berbahagialah kamu wahai Sa'ad, jenazahmu menjadi rebutan Bidadari Syurga. Didunia kamu ditolak semua wanita di akhirat kamu jadi rebutan bidadari surga :)
wahai pemburu duniawi ,semua usahamu akan segera kau dapatkan didunia tapi akhiratmu belum tentu selamat
wahai pemburu akhirat kebutuhan duniamu mungkin sedikit terhalang (kurang tercukupi) tapi di akhirat Allah akan memberikan semuanya.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah